MANUSIA DAN PENDERITAAN
ILMU BUDAYA DASAR
DISUSUN OLEH :
Novita Sri Wahyuni
18214096
1EA22
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah
merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu
bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman
kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah.
Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan
kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga
tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia
takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa
penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani
hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai
kepercayaan yang ia anut.
1.2. Rumusan
Masalah
Adapun
masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
- Pengertian Penderitaan.
- Contoh-contoh penderitaan dan penyebabnya
- Siksaan.
- Pengaruh penderitaan terhadap manusia dan kelangsungan hidupnya.
1.3.
Tujuan
Tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan.
- Untuk memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan.
- Untuk memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia berikut dengan contoh contoh kasusnya.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1.
Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa yang
sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita
berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan
bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan
yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah,
depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan
ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat
hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.
Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi
kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu
adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh
penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam
menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika
seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan
jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk
realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan
adalah bagian dari kehidupan.
2.2.
Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh
siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris:
torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik
secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi,
atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat
disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara
interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai
metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap
sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan
rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang
Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
memiliki arti
tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
Kesepian.
merupakan
rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar –
besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
penyebab
seseorang merasakan ketakutan, antara lain:
- Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
- Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.
- Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
- Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
- Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
2.3.
Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami
kekalutan mental adalah sebagai berikut :
- nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
- Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
- Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
- Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
- Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap – tahap gangguan jiwa :
- Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
- Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
- Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
- Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
- Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
- Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
- Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan
disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah
mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan
kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali
dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan,
sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak
tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata
derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan
usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.
2.4.
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya,
dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya.
Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi
orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu
manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan
hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan
merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya
meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan
hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai
doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai
manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan
hasilnya.
2.5.
Penderitaan, media massa, dan seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih
berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar
semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia.
Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari
karya tersebut.
2.6.
Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
Penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita akan
mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia
yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam
hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental
merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala-
gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam
dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan,
patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada
gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
2.7.
Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi
menjadi 2 bagian sebagai berikut :
o
Nasip buruk penderitaan
ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama
manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika
takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah
manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
o
Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat
dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan
sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak
berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada
tuhannya.
o
Kemiskinan , banyak
orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa
yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena
tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa
syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
o
Bencana, tidak ada
seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa
kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan
kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga
sulit di sembuhkan.
Daftar Pustaka
Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung:
Citra Aditya Bakti
Widyo nugroho dan achmad muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya
Dasar. Jakarta
Dewi
Rosdyana. 2012. Makalah Manusia Dan
Penderitaan. http://dewirosdyana.wordpress.com/ilmu-budaya-dasar/bab-1-manusia-dan-kebudayaan/.
https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar